Up Grade Skill, Pandu Hidayatullah Jatim Ikuti LATSARGAB

by admin
Up Grade Skill, Pandu Hidayatullah Jatim Ikuti LATSARGAB

Pandu Hidayatullah Jawa Timur mengirim pasukan untuk mengikuti Latihan SAR Gabungan (LATSARGAB) yang berlangsung di Pantai Popoh, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu (29/11-1/12/2019).

Kegiatan pelatihan yang bertemakan “Penguatan Peran Masyarakat pada Penanganan Bencana” ini diikuti 141 orang peserta. Di antaranya, pelajar, komunitas Peduli, perwakilan dari lembaga dan instansi.

Kegiatan yang berlangsung 3 hari ini dibuka oleh Bapak Suban Wahyudiono, kepala BPBD Provinsi Jawa Timur mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang berhalangan hadir.

Ketua panitia sekaligus Komandan Basarta Tulungagung, Edi Pem menyampaikan bahwa dipilihnya pantai Popoh ini sebagai pusat kegiatan karena lokasinya yang strategis dimana terdapat pelabuhan dan tempat wisata dengan banyak berdiri bangunan disekitarnya yang berfungsi sebagai perlindungan dari badai dengan adanya pos pengamatan TNI angkatan laut, pos patroli TNI angkatan laut juga unit dinas perikanan provinsi Jawa Timur yang ada di Tulungagung.

Edi menambahkan tujuan diadakannya latihan ini adalah melatih dan meningkatkan keahlian, memberikan ruang pada pemula untuk tahu dan selanjutnya terlibat aktif pada operasi-operasi kemanusiaan yang melibatkan SAR. Selain itu latihan ini juga sebagai penguat jaringan antar relawan yang ada di Jawa Timur khususnya dan Indonesia umumnya.

Adapun materi LATSARGAB kali ini meliputi pemantapan wawasan kebangsaan, materi dasar SAR, SARdog (SAR anjing), materi Vertikal Rescue, Water Rescue, hingga materi kemedisan.

Untuk sesi simulasi penanganan kecelakaan air di pimpin oleh Mulyono kepala Pos Pengamat TNI AL Tulungagung dan Imam Nahrawi dari Basarnas Pos SAR Trenggalek.

Mulyono memaparkan tentang standar keamanan bagi para penolong, karena saat penanganan korban tenggelam bisa mengakibatkan penolong ikut tenggelam jika insting korban selalu berusaha mencari apa saja yang bisa diraih dan lebih tinggi darinya.

Begitu juga saat melakukan penanganan di laut untuk berusaha tidak meminum air laut, karena sifat air laut yang berkadar garam tinggi justru akan menimbulkan dehidrasi dan menurunnya stamina performa penolong. Sedang untuk korban meninggal, maka harus memperhatikan dan memakai alat pengaman standar, guna mencegah terkena pembusukan jenazah yang bisa mengakibatkan gangguan kesehatan bagi penolong sendiri.

Sedangkan Imam Nahrawi mempraktekkan cara meraih korban dengan atau tanpa alat bantu apung, teknik defense and release, juga pengenalan mopel (motor tempel) beserta kelengkapannya.

Diakhir sesi diisi Materi SARdog yang disampaikan oleh Totok selaku manajer SARdog itu sendiri. SARdog ini bisa dipakai di darat dan di air. seperti untuk melakukan pencarian korban yang masih hidup dibalik reruntuhan bangunan ataupun tanah ketika bencana, melalui partikel udara yang dibawa angin membuat anjing bisa mendeteksi letak korban. Bisa juga dimanfaatkan untuk water rescue. Sebagaimana disimulasikan oleh Odin hewan unit K-9 yang dibawa oleh SARdog Jawa Timur. Yaitu dengan mempraktekkan pertolongan korban di air dari bibir pantai dan juga dari atas perahu karet.

Dari 141 peserta yang ikut kegfiatan LATSARGAB ini, 13 peserta diantaranya adalah perwakilan dari komandan Pandu Hidayatullah JATIM. Keikutsertaan para Komandan Pandu dalam giat LATSARGAB ini dalam rangka mengupgrade skill khususnya ilmu tentang Serach and Rescue.

Alim Puspianto, Ketua Wilayah Pandu Hidayatullah Jawa Timur mengatakan, bahwa potensi kerawanan bencana di daerah di Provinsi JATIM sangat tinggi. Banyak kawasan pantai, gunung dan aliran sungai. Bahkan bisa dikatakan ada bencana yang rutin terjadi di beberapa daerah yang di aliri sungai Benganwan Solo yaitu banjir akibat luapan air sungai tersebut.

Keikutsertaan para komandan Pandu Hidayatullah di LATSARGAB ini dalam rangka upgrade skill dan juga sebagai langkah kesiapsiagaan menyambut musim hujan yang sebentar lagi tiba. Dimana bisa dipastikan di beberapa titik daerah yang dialiri sungai Bengawan Solo pasti terkena bencana  banjir. Para komandan Pandu harus siap memberikan pertolongan bila terjadi bencana”. urai Alim.

Lebih jauh diungkapkan Alim, keikutsertaan anggotanya dalam giat LATSARGAB ini dalam rangka untuk mengcover aspek safety seluruh aktifitas kepanduan yang dilakukan di setiap daerah. Mengingat kegiatan Pandu Hidayatullah tidak lepas dari aktivitas outdoor yang membutuhkan pengamanan dengan keahlian khusus. Karenanya kemampuan water rescue dan vertical rescue sangat penting untuk dimilki oleh setiap komandan Pandu Hidayatullah. (Sang Pejuang/panduhidayatullah)