Pandemi tak berarti aktifitas belajar mengajar harus berhenti. Justru harus bangkit dan berkarya menunjukkan prestasi. Dengan tetep meperhatikan protokol kesehatan, sejumlah siswa anggota Sakoda Hidayatullah Jawa Timur mengikuti kegiatan program Pandu From Home dengan penuh semangat. Program yang digelar perdana pda Jumat, 04/09/20 kemarin diikuti oleh sekolah-sekolah di bawah koordinasi Sakoda Hidayatullah Jawa Timur. Berikut ini beberapa liputan dari kontributor www.sakohidayatullah.com.
Mengkader ala Pandu From Home SD Hidayatullah Tuban
TUBAN – Pandemi Covid-19 masih belum selesai, sudah hampir enam bulan berlalu belum ada tanda – tanda virus ini akan berakhir. Begitupun kegiatan ekstrakurikuler Kepanduan di SD Integral Hidayatullah yang juga vacum beberapa bulan. Kondisi yang demikian ini, sempat membuat gelisah para pengelola Pendidikan Integral, karena kegiatan kepanduan merupakan ruh dari pendidikan integral itu sendiri. Inovasi terus dilakukan potensi terus digali, atas intruksi dari Komandan Pandu Hidayatullah Jawa Timur, Alim Puspianto, M.Kom.I, dalam sosialisasinya saat acara pertemuan Kepala Sekolah Integral se Jawa Timur yang dilaksanakan di SD Integral Al Fatah Hidayatullah Batu 14 – 15 Agustus 2020 menyampaikan bahwa, “Sekolah boleh libur anak – anak boleh belajar dari rumah tetapi proses pengkaderan tidak boleh berhenti, karena hanya ada dua pilihan Mengkader atau Mati”, terang Alim.
Menyikapi intruksi yang telah diberikan dan komitmen untuk tetap produktif dimasa krisis. SD Integral Hidayatullah Tuban menyambut positif dengan tetap melaksanakan kegiatan kepanduan satu pekan sekali secara virtual. Komandan Pandu Hidayatullah Tuban, ust Fendi Andianto dalam sambutan virtualnya menyampaikan “Proses pengkaderan untuk siswa/ siswi SD Integral Hidayatullah Tuban akan dilakukan secara bertahap dan menyeluruh, dengan teknis setiap siswa/ siswi melaporkan kegiatan via WA group sesuai yang kami jadwalkan. Adapun fokus kami adalah menuntaskan lima program Pandu Hidayatullah, yaitu Tarbiyah Tsaqofiyah, Tarbiyah Ruhiyah, Tarbiyah Jasadiyah, Tarbiyah Ijtimaiyah, dan Tarbiyah Qiyadiyah, yang semuanya dikemas secara sederhana dan tetap enjoy bagi anak – anak”, jelas Fendi.
Begitu pentingnya peran para kader untuk melanjutkan estafet perjuangan menuju negeri yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur, tidak ada waktu untuk berpangku tangan sambil duduk manis menunggu keadaan membaik. Saatnya kita bangkit dan tunjukkan bahwa umat islam adalah sebaik – baik umat yang dihadirkan oleh Allah untuk menjadi solusi setiap problematika, sebagaimana kondisi saat ini adalah momen untuk membuktikan bahwa siswa/ siswi SD Integral Hidayatullah yang ditempa dengan kegiatan kepanduan, memang pantas untuk menjadi pemimpin masa depan. *Lajianto/integraltuban.sch.id
Pandu From Home SD Al Fattah Batu, Tekun Jasadiyah Kuatkan Qiyadiyah
BATU, MALANG – Siapa yang tidak kenal dengan sosok yang inspiratif, penuh dengan ketegasan dan selalu memberi kesan positif di setiap dinding- dinding kepemimpinan, siapa lagi kalau bukan Umar Ibnu Khotthab. Sepanjang sejarah Islam, Khalifah Umar merupakan sahabat Rasulullah yang paling banyak dibicarakan karena gagasan dan perannya berkaitan dengan Islam. Bertubuh tegap, hitam, dan tinggi, Umar yang dilahirkan pada 581 M ini dikenal sangat keras dan tegas dalam pendirian. Saking kerasnya itu, ia disegani dan ditakuti di kalangan masyarakatnya, suku Adi. Suku Adi termasuk dalam rumpun suku Quraisy.
Ketegasannya membawa beliau menjadi pemimpin yang amat fenominal dalam kancah kepemimipinan, baik dalam pengambilan kebijakan, keadilan dan keteladanan. Pertanayaannya, kenapa khalifah Umar Bin Khattab mmpu menjadi pribadi yang tangguh dan unggul dalam semua bidang. Jawabannya adalah karena kilas balik Umar Bin khatthab saat masih usia anak-anak senang mengembala kambing dan menjadikan dirinya mandiri dan survive, di saat anak-anak seusianya bermanja dengan kebapaannya, tapi beda dengan si Umar kecil, dia tidak segan-segan mengambil upah hasil pengemabalaan kambing tuannya, pada usia remaja ia berani bermalam-malam di tengah padang sehara demi menjaga amanah pengembalaannya.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata : Pemuda bukan lah ia yang berkata “Ini bapakku” Tapi pemuda akan berkata “Ini aku”. Nyata adanya, pemuda yang sejak dini mandiri tidak tergantung kepada orang lain, kapan dan dimanapun ia berada, ia akan mampu mengendalikan dirinya tidak mudah menyerah apalagi putus asa. Dan bisa kita pelajari lebih jauh kisah Khalifah Umar Bin Khatthab.
Selama musim pandemi tidak menghalangi program jasadiyyah siswa SD Integral Al-Fattah kendur, walau bagainapun kesehatan menjadi tonggak utama dalam beribadah. Terlebih dalam menjaga dan melawan pandemi ini kesehatan tubu8h menjadi tolak ukur lobat virus. SD Integral Al–Fattah selama pandemic ini memprogram ananda lewat gerakan pandu jasadiyyah, berharap melahirkanqiyadiyah yang siap tampil di galanggang, mencontoh kilas balik kholifah Umar Ibnu Khattab. Semoga hal kecil ini memberikan sepirit qiyadiyah yang tangguh dan bergantung kepada orang lain, Aamiin. *Moh. Homaidi, M.Pd – Komandan Pandu SD Integral Al-Fattah Batu.