Antara Konseptor dan Eksekutor

by admin

Setiap orang pasti punya potensi dan kecenderungan masing masing. Walaupun realitanya ada seseorang yang punya banyak kemampuan namun kalau kita perhatikan pasti ada satu keahlian atau kecenderungan yang lebih dominan. Begitu juga dalam dunia kepemimpinan, setiap pemimpin pasti punya potensi dan kecenderungan tersendiri. Dalam hal ini kita membagi pemimpin menjadi dua yaitu pemimpin dengan kecenderungan atau tipe konseptor dan pemimpin dengan kecenderungan atau tipe eksekutor.

Antara Konseptor dan Eksekutor

Antara Konseptor dan Eksekutor

Baik pemimpin dengan tipe konseptor maupun eksekutor pasti keduanya sama-sama memiliki keunggulan dan juga kelemahan. Artinya bahwa tidak mesti tipe konseptor lebih baik dari tipe eksekutor, begitu juga sebaliknya. Untuk mempermudah pemahaman kita mari kita bahas satu persatu.

Pertama,  tipe konseptor yakni pemimpin yang memiliki banyak ide kreatif. Ia mampu berpikir secara komperhensif dan detail dalam menyusun rencana dan konsep kerja. Tipe pemimpin konseptor merupakan tipe pemimpin yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan berpikir. Tentunya hasil kerjanya adalah sebuah konsep yang sangat detail dan terperinci. Namun, kelemahan konseptor adalah lemah untuk mengeksekusi sebuah konsep kerja atau proyek yang sudah direncanakan.

Tipe pemimpin yang kedua adalah eksekutor. Tipe ini merupakan tipe yang lebih mengedepankan eksekusi dan tidak mau susah memikirkan konsep sebuah proyek atau program kerja. Seorang eksekutor cenderung praktis dan lebih memikirkan bagaimana mengerjakan proyeknya dibanding menanyakan apa yang mau dikerjakan terlebih dahulu. Mudahnya adalah seorang eksekutor biasanya lemah dalam membuat konsep tapi sangat profesional dalam hal pelaksanaan.

Di dalam menjalankan roda kepemimpinan kedua tipe pemimpin tersebut pasti punya dampak atau efek yang berbeda. Jelas saja karena pemimpin dengan tipe konseptor cenderung berpikir runtut, detail dan menyeluruh. Sedangkan pemimpin dengan tipe eksekutor lebih cenderung suka terjun langsung untuk mengeksekusi.

Baca juga: Antara Pemimpin dan Karyawan

Secara umum para eksekutor dan praktisi sering menganggap bahwa pemikiran konseptor terlalu melangit, dan sering kurang “membumi”. Sedangkan di sisi lain, para konseptor beranggapan bahwa apa yang mereka rumuskan adalah sesuatu yang lebih komplek dan berorientasi masa depan. Karya yang mereka hasilkan tidak hanya berdasarkan realita yang sering dijumpai oleh eksekutor saat dilapangan, namun sudah berdasarkan riset dan sudah teruji.

Tidak bisa dipungkiri bahwa keduanya memang berbeda, namun tidak kemudian perbedaan tersebut harus dipertentangkan. Justru seharusnya perbedaan tersebut harus disatukan. Sehingga antara konseptor dan eksekutor bisa berkerja sama dan saling melengkapi. Kalau bisa diibaratkan, seorang konseptor itu ibarat otak. Sedangkan eksekutor itu sebagai tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya.

Maka apa artinya otak jika tanpa tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya. Pasti hasil karyanya tidak akan pernah bisa terealisasi. Begitu juga tangan dan kaki, jika tidak dilengkapi otak maka anggota tubuh tersebut tidak bisa berbuat banyak. Menjadi sebuah keniscayaan bahwa seorang konseptor dan eksekutor harus saling berkolaborasi. Sehingga inovasi dan perubahan menjadi sebuah kenyataan yang bisa memberikan nilai dan kebermafaatan yang lebih luas.

Pertanyaannya, mana yang lebih baik apakah pemimpin dengan tipe eksekutor atau konseptor? Jawabannya adalah keduanya sama sama baik tergantung dengan bagaimana kondisi kapal kepemimpinannya. Tetapi menurut kami karena seorang pemimpin adalah puncak pengambil kebijakan maka idealnya seorang pemimpin harusnya adalah seorang konseptor. Seorang pemimpin harus bisa berpikir dan menghasilkan gagasan dan konsep yang matang dan berorientasi masa depan. Sedangkan untuk tataran pelaksanaannya bisa dilakukan oleh para bawahannya sebagai eksekutornya.

Antara Konseptor vs Eksekutor

Antara Konseptor vs Eksekutor

Sebuah Realita

Kalau kita perhatikan pandangan masyarakat terkait dengan pemimpin yang bertipe konseptor dan pemimpin yang bertipe eksekutor, maka kita akan mendapatkan bahwa sebagian masyarakat kita masih menganggap bahwa seorang pemimpin harusnya selalu tampil melakukan sesuatu. Maksudnya adalah pemimpin harus muncul untuk melakukan berbagai hal teknis. Walaupun memang idealnya seorang pemimpin adalah orang yang mampu menerjemahkan visi ke dalam aksi atau realita, namun kurang pas juga jika seorang pemimpin selalu ikut dalam setiap hal teknis yang sebetulnya cukup dilakukan oleh anak buahnya.

Tak heran jika politik pencitraan masih sangat laku keras di negara kita ini. Sebagian masyarakat kita lebih kagum dan simpatik dengan pemimpin dengan tipe eksekutor. Bahkan jika ada pemimpin yang sering tampil dan terjun ke masyarakat  maka auto dilabeli sebagai pemimpin yang  pro-rakyat.  Tanpa melihat kebijakan kebijakannya yang kadang justru tidak pro rakyat.

Secara tidak sadar kadang kita juga seakan belum bisa menempatkan seorang konseptor dan eksekutor secara proporsional. Misalnya ketika kita sedang rapat atau diskusi, pemandangan yang sering terjadi adalah budaya “man huwa usul fahuwa mikul” yang artinya jika ada seseorang yang mengusulkan sesuatu maka biasanya forum akan menunjuknya sebagai eksekutornya.

Baca juga: Antara Perintis dan Penerus

Fenomena tersebut kelihatanya wajar wajar saja namun kalau diperhatikan maka sesungguhnya kita belum bisa menghargai hasil karya seorang konseptor. Di mana kesannya jika yang usul tersebut tidak bisa merealisasikan maka banyak orang akan mencibirnya. Diantara kata cibiran yang sering terdengar yaitu OMDO alias omong doang, NATO (Not Action Talk Only) dan semisalnya.

Padahal antara konseptor dan eksekutor punya porsi yang berbeda. Karena tidak semua orang bisa berpikir secara kompleks dan holistik. Begitu juga tidak semua orang punya kemampuan untuk menjadi eksekutor yang profesional. Menjadi sebuah karunia besar jika sebuah lembaga atau organisasi memiliki seorang pemimpin yang mempunyai kemampuan konseptor sekaligus juga ahli dalam mengeksekusi.

Kita bisa menyebut pemimpin dengan dua kemampuan tersebut sebagai man of idea and man of action. Artinya adalah ia mampu menghasilkan ide dan konsep, ia juga punya kemampuan untuk  memperjuangankan ide dan konsepnya menjadi sebuah kenyataan. Realitanya sangat jarang ada pemimpin yang memiliki dua kemampuan tersebut. Kebanyakannya pasti ada salah satu yang lebih mendominasi. Apakah ia tipe pemimpin konseptor atau pemimpin dengan tipe eksekutor.

Oleh: Alim Puspianto, M.Kom – Master Trainer Leadership & Ketua Sakoda Hidayatullah Jawa Timur Sekaligus Dosen Dakwah di STAI Luqman Al Hakim Surabaya

Related Articles

Leave a Comment