Self Leadership

by admin

Untuk menjadi seorang pemimpin memang diperlukan kecakapan khusus. Tidak semua orang diberi kelebihan untuk bisa menjadi seorang pemimpin. Namun segala sesuatu itu pasti bisa dipelajari dan ada tahapannya, termasuk juga dalam hal kepemimpinan. Maka idealnya sebelum seseorang terjun untuk memimpin masyarakat, alangkah lebih baiknya ia sudah selesai dengan dirinya sendiri.

Self Leadership

Self Leadership

Bisa dikatakan bahwa memimpin diri sendiri atau Self leadership merupakan seni kepemimpinan paling dasar yang harus dikuasai seseorang dalam tahapan seni kepemimpinan. Karena memang sejatinya setiap kita adalah pemimpin sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya” (HR. Bukhari Muslim) .

Pondasi Dasar Kepemimpinan

Banyak pakar leadership juga mengatakan bahwa self leadership adalah pondasi dasar dari bentuk atau model kepemimpinan apapun. Karena logikanya bagaimana mungkin seseorang bisa menjalankan kepemimpinan secara maksimal jika urusan dirinya sendiri belum terselesaikan. Masyarakatpun pasti tidak mau dipimpin oleh orang yang belum bisa mengatur dirinya sendiri. Kalaupun ada seseorang yang belum mampu memimpin dirinya tapi sudah diamanahi menjadi pemimpin orang banyak maka pasti ada cacat dalam kepemimpinannya.

Ada yang mengatakan bahwa memimpin diri sendiri itu mudah. Ada juga yang mengatakan bahwa sebenarnya memimpin diri sendiri jauh lebih sulit dari pada memimpin orang lain. Apapun itu, mungkin setiap orang akan berbeda antara satu dengan yang lainnya. Realitanya seseorang bisa saja mampu memimpin orang lain tapi sangat kesulitan ketika harus memimpin dirinya sendiri. Sebagai contohnya yaitu seseorang bisa dengan mudah menyuruh orang lain untuk taat, sabar, bijak, dermawan dan lain sebagainya. Namun ia belum mampu menanamkan secara sempurna nilai nilai luhur tersebut dalam kehidupannya.

Begitu juga ada seseorang yang dengan mudah melarang orang lain berbuat kejahatan. Namun ia sendiri tidak sanggup menahan dorongan nafsu dari dalam dirinya. Sebagai contoh, orang yang berbuat korup itu bukan berarti ia tidak tahu kalau perbuatannya itu tercela. Ia tahu, bahkan ia menyuruh orang lain untuk tidak melakukannya. Tapi apa daya nafsu lebih menguasainya, alih alih menghindar ia malah menjadi pelaku dan menikmatinya.  Banyak orang bisa dengan mudah untuk mengatakan “jangan” pada orang lain tapi “gagal” untuk mempraktekannya sendiri.

Kondisi tersebut sebagaimana Firman Allah SWT “Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri”. QS Al Baqoroh: 44. Di ayat lain Allah berfirman “Wahai orang orang yang beriman, kenapalah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa apa yang tidak kamu kerjakan” QS. Ash Shaff: 2-3.

Secara tidak langsung dari 2 ayat tersebut kita bisa mengatakan bahwa sesunggungnya leadership itu harus dimulai dari diri sendiri.  Seorang pemimpin harus mampu memberikan uswah bagi seluruh anggotanya atau sering disebut sebagai lead by example. Itulah sebabnya self leadership bisa jadi jauh lebih sulit dari pada memimpin orang lain. Karena menyuruh itu lebih mudah daripada mengerjakannya sendiri.

Hakekat Self  Leadership

Sebuah hadis Rasulullah bisa kita jadikan penguat, beliu bersabda “Akan didatangkan seorang pada hari kiamat lalu dicampakkan ke dalam neraka. Di dalam neraka orang tersebut berputar putar sebagiamana keledai berputar mengelilingi mesin penumbuk gandum. Banyak dari penduduk neraka yang mengelilingi orang tersebut lalu berkata, ‘Wahai fulan, bukankah engkau dahulu yang sering memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran?’ orang tersebut menjawab, ‘Sungguh dulu aku sering memerintahkan kebaikan namun aku tidak melaksanakannya, sebaliknya aku juga melarang kemungkaran tapi aku mengerjakannya” (HR. Bukhari dan Muslim)

Menjadi bahan renungan untuk kita bahwa hendaknya di dalam diri kita terpatri kuat adanya kesatuan kata dan perbuatan. Karena sering kali kita dapati jurang yang sangat curam antara kata dan realita. Ketika nafsu sudah bicara, akal sehat tidak ada gunanya lagi, ketika nafsu sudah menguasai, ilmu yang kita punya seakan tidak ada manfaatnya lagi. Jika kita sudah mampu mengendalikan nafsu dan ego maka ketika itulah kita mampu memimpin diri kita sepenuhnya. Karena nafsu adalah musuh terberat kita, sebagaimana sabda Rasulullah SAW (ada yang mengatakan hanya perkataan ulama) “Kalian telah pulang dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran besar. Lantas sahabat bertanya, ‘ Apakah pertempuran akbar (lebih besar) itu wahai Rasulullah ? Rasul menjawab, ‘Jihad (memerangi) hawa nafsu’”.

Ada kata kata bijak mengatakan “Jika anda tidak dapat memimpin diri anda sendiri maka orang lain yang akan melakukannya”. Maksudnya adalah jika kita tidak bisa memimpin diri kita sendiri maka orang lainlah yang akan memimpin kita. Dari situ terlihat jelas bahwa self leadership menjadi aspek terpenting bagi setiap orang, lebih lebih bagi para pemimpin atau mereka yang punya cita cita menjadi seorang pemimpin.

Pertanyaanya, bagaimana cara untuk bisa memimpin diri kita? Salah satu langkah awal untuk melatih self leadership adalah dengan mengenal dan memahami diri kita atau self awareness secara lebih dalam. Mengenal disini tidak hanya dari aspek fisik saja tapi aspek batin juga harus kita ketahui secara detail. Kenalilah diri kita lebih dalam mulai siapakah diri kita, apa kelebihan kita, apa kekurangan kita, apa keinginan kita dan apa apa yang lainnya. Karena dengan kita mengenal diri kita maka itu merupakan modal dasar untuk kita bisa memimpin diri kita. Lebih dari itu ada sebuah kata kata hikmah yang berbunyi “Barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya”.

Semoga kita semua bisa memiliki self leadership yang kuat. Yaitu mampu memimpin diri kita dengan terlebih dahulu mengenal dan memahami pribadi kita (Self Awareness) secara lebih dalam. Sehingga ketika masanya tiba, kita benar benar siap untuk memegang tongkat komando kepemimpinan umat.

Oleh: Alim Puspianto, M.Kom.I – Komandan Sakoda “Pandu” Hidayatullah Wilayah Jawa Timur dan Dosen Komunikasi STAI Luqman Al Hakim Surabaya

Related Articles

Leave a Comment