Berproses Menjadi Pemimpin

by admin
Berproses Menjadi Pemimpin

Berproses Menjadi Pemimpin

Kita sepakat bahwa tidak ada kesuksesan yang diraih seseorang tanpa adanya sebuah proses belajar sebagai bekalnya. Semua kesuksesan pasti membutuhkan pembelajaran sebelumnya. Jika ada sebuah kesuksesan tanpa proses pembelajaran pasti itu sebuah kemustahilan. Kalaupun ada mungkin itu sebuah kebetulan semata. Artinya setiap kesuksesan pasti ada tahapan dan perjuangan yang menyertainya.

Leadership Process

Begitu juga dalam dunia leadership, tidak ada seorang pemimpin hebat yang muncul secara tiba tiba. Kalaupun ada pemimpin yang memang dilahirkan dari keturunan pemimpin maka kesuskesaanya dalam memimpin tidak mungkin didapat dengan begitu saja. Artinya tetap ada proses pembelajaran didalamnya.

Dalam sejarah Islam kita mengenal ada Muhammad Al fatih sang penakluk Konstantinopel, walaupun ia dilahirkan sebagai putra mahkota namun kehebatannya dalam seni kepemimpinan tidak didapat dengan begitu saja. ada proses panjang yang harus ia lalui. Bahkan ketika ia telah memimpinpun ada guru yang senantiasa mendampinginnya yaitu syekh Syamsuddin.

Ia juga tidak serta merta naik tahta dengan mudahnya. Ada masa percobaan sebagai pembelajaran yang dipersiapkan oleh ayahnya. Sang ayah mengirim dan mengamanahinya untuk “belajar memimpin” menjadi Gubenur Sharukhan di Maneesa. Selain itu beliau juga diangkat menjadi penguasa pelaksana dan panglima militer di kawasan Asia. Barulah setelah itu Al Fatih di baiat menjadi Sultan ke tujuh Dinasti Utsmani.

Apalagi kalau kita berbicara tentang tantangan dunia kepemimpinan di masa depan yang semakin kompleks.  Seorang pemimpin masa depan dituntut untuk ahli dalam banyak hal. Ia tidak hanya cukup berbekalkan keberanian, memiliki kemampuan berorasi, apalagi hanya mengandalkan tubuh yang tegap. Pemimpin masa depan harus cerdas, kreatif, visioner dan memiliki jaringan yang luas. Tentunya semua itu bisa dimiliki tidak lain dengan jalan belajar, baik belajar secara teori maupun langsung praktek di lapangan untuk menambah pengalaman.

Jelaslah sudah bahwa untuk menjadi seorang pemimpin pasti ada proses pembelajaran di dalamnya. Apalagi untuk menjadi pemimpin yang hebat, sudah tentu memerlukan bekal pengetahuan, pelatihan dan pengalaman serta perjuangan yang lebih lagi. Sebagaimana peribahasa, berakit rakit ke hulu berenang renang ketepian, bersakit sakit dahulu bersenang senang kemudian. Karena setiap kesuksesan pasti diawali dengan sebuah proses yang biasanya penuh dengan perjuangan dan pengorbanan.

Berproses Menjadi Pemimpin yang Berkualitas

Berproses Menjadi Pemimpin yang Berkualitas

Masa Belajar Kepemimpinan

Terus kapan masa yang tepat untuk belajar kepemimpinan? Tentu semua orang akan sepakat bahwa masa mudalah waktu yang sangat ideal untuk belajar. Ada pepatah Arab mengatakan “Syubbanul yaum rijaalul ghod” artinya pemuda hari ini, pemimpin masa depan. Ungkapan ini mempertegas bahwa masa muda adalah masa keemasan untuk belajar, berlatih dan mencari pengalaman sebanyak mungkin. Karena ketika muda, seseorang memiliki kekuatan besar untuk melakukan persiapan perubahan di masa depan. Jangan sampai masa muda tersebut tersia siakan begitu saja. Alangkah ruginya jika masa muda hanya dihabiskan untuk foya foya dan hal yang tidak bermanfaat lainnya. Hanya penyesalanlah yang akan didapatkan dikemudian hari.

Kita patut bersyukur karena dimasa sekarang banyak lembaga maupun perorangan yang sadar akan pentingnya menyiapkan generasi hebat sebagai pelanjut estafeta kepemimpinan di masa depan. Misalnya dalam dunia pendidikan, tidak sedikit kita jumpai kegiatan pelatihan, diklat dan seminar tentang kepemimpinan. Berbagai teori dan pernak pernik kepemimpinan dibahas tuntas dalam kegiatan tersebut. Bahkan sebagai studi kasusnya tidak jarang sampai membedah sosok figur pemimpin tertentu. Dengan pembekalan yang seperti itu harapannya para peserta bisa memiliki bekal kepemimpinan yang cukup. Perlu kita garis bawahi bahwa kegiatan pembekalan tersebut merupakan bagian dari proses pembelajaran menjadi seorang pemimpin.

Tidak berhenti disitu, berbagai organisasi sebagai media pembelajaran kepemimpinan juga banyak kita jumpai. Mulai dari jenjang SMP dan SMA, disana ada OSIS dan Pramuka. Di internal perguruan tinggi ada HMJ, Senat dan BEM. Sedangkan untuk yang eksternalnya ada HMI, PII, KAMMI dan lain sebaginya. Media belajar kepemimpinan juga kita temukan di level  masyarakat, mulai dari karang taruna, berbagai organisasi komunitas dan semisalnya. Semua itu adalah wadah bagi siapa saja untuk berlajar dan mengasah jiwa kepemimpinannya.

Baca juga : 7 Kriteria Kepemimpinan Efektif

Semakin maraknya program pembekalan kepemimpinan, harusnya peluang tersebut bisa ditangkap oleh para generasi muda. Ditambah lagi dengan kemudahan dan fasilitas yang serba canggih. Sehingga tidak ada alasan bagi generasi muda untuk tidak belajar dan membekali diri dengan kecakapan leadership. Toh nantinya yang akan merasakan hasilnya adalah kita juga bukan.

Walaupun tidak ada jaminan semua yang pernah belajar leadership nantinya bisa berhasil menjadi seorang pemimpin. Sebaliknya, ada seseorang yang tidak pernah belajar kepemimpinan, tapi ternyata malah berhasil melakukan peran-peran kepemimpinan. Namun  alangkah lebih baiknya jika para generasi muda bisa belajar dan membekali dirinya dengan skill kepemimpinan. Sehingga jika masanya tiba, ia benar benar siap untuk menjadi seorang pemimpin yang hebat. Kalaupun tidak menjadi pemimpin di tengah masyarakat, setidaknya ilmu dan kemampuan yang dimilikinya bisa dipergunakan untuk memimpin diri sendiri dan keluarganya kelak.

Kita bisa mengibaratkan seorang pemimpin adalah sebuah Accu. Dimana keberadaannya menjadi sumber kekuatan penggerak mesin. Semakin kuat tenaga Accu maka akan mampu menggerakkan mesin yang lebih besar. Bagi seorang pemimpin, kekuatan besar yang dimaksudkan itu adalah kecerdasan, keluasan wawasan, karakter dan skill kepemimpinan lainnya.  Dimana  untuk mendapatkannya tidak ada jalan lain kecuali dengan belajar dan berlatih. InsyaAllah dengan selalu belajar dan membekali diri dengan skill leadership, nantinya kita bisa menjadi pemimpin hebat yang mampu menggerakkan roda kepemimpinan.

Oleh : Alim Puspianto, M. Kom – Komandan Sako “Pandu” Hidayatullah Jawa Timur & Dosen Dakwah STAI Luqman Al Hakim Surabaya

Related Articles

Leave a Comment