Dua Dimensi Kepemimpinan Rasulullah SAW

by admin

Keberuntungan yang sangat luar biasa ketika kita bisa mempelajari dan menghayati perjalanan hidup Rasulullah Muhammad SAW. Beliau adalah sosok pribadi yang paripurna sehingga menjadi teladan  terbaik bagi seluruh umat manusia. Sosok yang sederhana dan lemah lembut tersebut dikemudian hari mampu menggoncang peradaban dunia. Beliau merupakan satu figur pemimpin ideal yang menyandang dua dimensi kepemimpinan sekaligus. Rasulullah SAW tidak hanya sebagai pemimpin spiritual saja tetapi juga memegang tongkat kepemimpinan struktural. Lebih jelasnya beliau adalah pemimpin agama yang juga menjabat sebagai pemimpin negara.

Dua Dimensi Kepemimpinan Rasulullah SAW

Dua Dimensi Kepemimpinan Rasulullah SAW

Dua peran besar tersebut mampu dijalankan oleh Rasulullah SAW dengan begitu apik dan elegan. Tentunya posisi tersebut tidak serta merta didapatkannya begitu saja. Rangkaian proses penuh perjuangan dan pengorbanan telah beliau lalui. Mulai dari tahapan mendakwahkan Islam yang awalnya ditentang masyarakat sampai kemudian bisa diterima dan mampu tersebar ke seluruh dunia. Begitu juga proses membangun kepemimpinan struktural kenegaraan hingga mampu mengokohkan kedudukan Islam dimata dunia.

Dua Status Istimewa

Sangat jarang sosok pemimpin yang mampu menyandang dua status sebagaimana Rasulullah SAW. Rata rata dari pemimpin yang ada hanya mampu memainkan peran di salah satunya saja. Yaitu menjadi pemimpin di ranah struktural kenegaraan atau pemimpin di wilayah spiritual keagamaan. Sungguh Rasulullah SAW merupakan profil pemimpin yang sangat ideal yang patut dijadikan teladan sepanjang zaman.

Dikalangan internal Islam, Rasulullah SAW memang telah mendapatkan posisi sebagai pemimpin spiritual. Bahkan perintah untuk mentaati beliau langsung difirmankan oleh Allah SWT yang termaktub dalam Qur’an surat  Al Anfal : 20 “Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian berpaling dari pada-Nya, sedang kalian mendengar (perintah-perintah-Nya)”. Di Surat An Nisa: 59 Allah SWT juga berfirman “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu”.

Dua ayat tersebut dengan jelas memerintahkan seluruh umat Islam untuk taat dan patuh kepada perintah Rasulullah SAW. Artinya bahwa beliau adalah seorang pemimpin spiritual yang legalistasnya diturunkan langsung oleh Allah SWT. Bahkan kepercayaan akan kerasulan beliau menjadi salah satu rukun iman yang wajib terpatri kuat disetiap umat Islam.

Baca juga : Nilai Kepemimpinan dalam Peristiwa Isra Miraj

Pantaslah jika Rasulullah Muhmmmad SAW menjadi pemimpin spiritual. Karena selain mentaatinya adalah sebuah bagian dari keimanan, dalam diri beliau juga terdapat suri tauladan yang baik. Sebagaimana tercantum dalam QS. Surat : Al-Ahzab: 21 “Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu”.

Bahkan Sebagaimana kita ketahui, dari sebelum diangkat menjadi rasul beliau sudah dipercaya dan mendapatkan gelar Al Amin oleh masyarakat  Mekah ketika itu. Sungguh sebuah gelar kehormatan yang mencitrakan kemulian kepribadian beliau. Gelar Al Amin sendiri merupakan gelar yang diberikan kepada seseorang karena orang tersebut dapat dipercaya. Puncaknya adalah ketika Ka’bah direnovasi dan terjadi perselisihan tentang siapa yang berhak meletakan hajar aswad pada tempatnya. Rasulullah yang ketika itu belum diangkat sebagai rasul dipercaya dan diberi kehormatan untuk menyelesaikan permasalah tersebut.

Kepemimpinan Rasulullah SAW Dua Dimensi Kepemimpinan

Kepemimpinan Rasulullah SAW Dua Dimensi Kepemimpinan

Pemimpin Spiritual dan Struktural

Sedangkan secara eksternal, disamping sebagai pembawa risalah ilahiyah, ketika berada di Madinah Rasulullah SAW juga membangun sebuah tatanan kepemimpinan struktural kenegaraan. Disana beliau tampil sebagai pemimpin tertinggi atau menjadi kepala  pemerintahan. Kecerdasan dan leadership skill beliau mampu membawa perubahan yang sangat besar. Di tengah masyarakat yang masih terpecah belah dengan semangat kesukuannya, Rasulullah SAW mampu merangkul dan menyatukannya kedalam satu barisan kebersamaan.

Umat muslim yang sebelumnya tidak dilihat dan tidak diperhitungkan sama sekali, ternyata dalam waktu sekejab mampu menunjukan eksistensinya. Bahkan dengan percepatan kemajuan yang dicapai, umat Islam mampu membuat kerajaan atau negara negara disekitarnya terheran heran. Sehingga mereka penasaran akan sosok pemimpinnya yang tidak lain adalah Rasulullah SAW.

Beliau juga meletakkan dasar-dasar sistem kepemimpinan publik yang terbukti sukses dalam mensejahterakan kehidupan masyarakat. Sehingga dalam waktu yang relatif singkat, Islam mampu menggoncang peradaban dunia. Tak salah jika dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Michael Hart terhadap seratus tokoh berpengaruh di dunia, Rasulullah Muhammad SAW ditempatkan  sebagai tokoh yang paling berpengaruh dan menduduki peringkat pertama.

Dari pemaparan diatas kita bisa membayangkan bagaimana kehebatan Rasulullah SAW. Beliau mampu memainkan dua peran dalam satu waktu yang bersamaan. Menjadi catatan bahwa kepemimpinan yang dijalankan oleh Rasulullah SAW bukan sekedar formalitas semata. Namun beliau benar benar ikut terjun dan terlibat langsung di lapangan. Beliau memahami betul atas apa yang menjadi tanggung jawabnya.

Beliau tidak hanya berperan dalam ranah konsep akan tetapi juga ikut tampil ke depan memberikan aksi nyata untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Beliau tidak hanya memberikan instruksi tetapi juga membersamai dalam setiap kebijakan atau keputusan yang telah diambilnya. Dari situ jelaslah bahwa kepemimpinan yang Rasulullah SAW jalankan adalah sebuah kepemimpinan yang berbasis pada uswah. Salah satu buktinya bisa kita saksikan dengan tampilnya beliau sebagai panglima dibanyak peperangan. Bahkan tidak jarang dalam peperangan tersebut beliau sampai terluka sebagaimana yang dialami oleh pasukannya.

Dalam aspek kepemimpinan spiritual jangan ditanyakan lagi, sebagai seorang Rasul utusan Allah SWT semua tutur kata dan perbuatannya merupakan rujukan dalam aspek peribadahan. Bahkan menjadi salah satu sumber hukum Islam yang masih dipakai hingga saat ini. Itulah potret pemimpin ideal yang mampu memainkan dua dimensi kepemimpinan dalam waktu bersamaan. Yaitu sebagai pemimpin spiritual keagamaan sekaligus sebagai pemimpin struktural dalam organisasi kenegaraan yang bernama Madinah.

Oleh : Alim Puspianto, M.Kom.I – Ketua Sakoda Hidayatullah Jawa Timur & Dosen Dakwah STAI Luqman Al Hakim Surabaya

Related Articles

Leave a Comment