Mau kita sadari ataupun tidak, realitanya manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lainnya. Artinya secara tidak langsung hal itu menunjukan bahwa hidup berjama’ah adalah sebuah kebutuhan bagi setiap anak manusia. Karena sejatinya hidup berjama’ah akan membawa banyak kebaikan.
Dalam Islam, konsep hidup berjama’ah juga menempati posisi yang sangat tinggi. Bahkan hidup berjama’ah merupakan salah satu aspek terpenting untuk tegaknya Islam secara kaffah. Allah SWT secara langsung menyuruh umat manusia untuk hidup dalam bingkai jama’ah. Sebagaimana firmanNya dalam QS.Al Imran Ayat: 103, “Dan berpegang teguhlah kalian kepada tali Allah seraya berjama’ah dan janganlah kalian bercerai berai”.
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalanNya dalam barisan yang teratur seakan akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh” QS. As Shaff ayat 4. Sebagai penguat Nabi Muhammad SAW bersabda “ Berdua lebih baik daripada sendiri, bertiga lebih baik daripada berdua, berempat lebih baik daripada bertiga, maka hendaklah kalian tetap bersama jama’ah, karena sesungguhnya tidak akan mengumpulkan umatku kecuali atas sebuah petunjuk (Hidayah)”.
Kita juga bisa melihat keutamaan hidup berjama’ah lewat untaian kata mutiara dari Kholifah Umar Bin Khattab. Sebuah perkataan yang sangat menyentuh dan menjadi evalusi untuk kita bersama yaitu “Tidak ada Islam akan sempurna pengamalannya kecuali dengan jama’ah”. Artinya adalah dengan hidup berjama’ah maka kita akan bisa melaksanakan ajaran Islam secara maksimal
Berkah Hidup Berjamaah
Begitu tinggi Islam memposisikan pentingnya menjalani hidup secara berjama’ah. Selain hidup berjama’ah merupakan perintah yang di syariatkan, hal itu juga karena di dalam hidup berjama’ah menyimpan banyak sekali keberkahan. Salah satunya, hidup berjama’ah akan mengantarkan kita kepada persatuan yang saling menguatkan antar mukmin yang satu dengan lainnya. layaknya anggota tubuh jika ada salah satu yang merasa sakit, maka bagian yang lain akan turut merasakannya”. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Perumpamaan orang orang yang beriman di dalam saling mencintai, saling menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu tubuh, bila ada salah satu anggota tubuh mengaduh kesakitan, maka angota anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu dengan tidak bisa tidur dan merasa demam” (HR. Bukhari Muslim)
Selain itu aspek keberkahan dari hidup berjama’ah juga akan mampu menguatkan dan menyelamatkan kita dari keburukan dan kebinasaan. Kenapa bisa demikian ? tidak lain karena dengan kita berjama’ah maka seluruh potensi akan terkumpulkan dan termaksimalkan. Setiap anggota jama’ah akan saling menguatkan, menutupi dan melengkapi kekurangan yang ada di anggota lainnya. Sehingga dengan berjama’ah potesi yang awalnya terserak dan lemah akan berubah menjadi kekuatan baru yang diperhitungkan. Layaknya sebatang lidi yang lemah dan tak banyak berfungsi tapi begitu sudah disatukan menjadi seikat sapu lidi maka ia akan menjadi kuat dan bisa berdayaguna lebih.
Baca Juga : The Great Leader, Dilahirkan Ataukah Dipersiapkan?
Adapun yang dikatakan bahwa hidup dengan berjama’ah mampu menyelamatkan maksudnya yaitu jika kita hidup dalam bingkai jama’ah maka orang orang yang mungkin mau berniat jahat kepada kita akan berpikir dua kali. Karena dengan kita berjama’ah secara otomatis kekuatan jama’ah secara keseluruhan akan memperkuat dan “melindungi” kita. Kondisi ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW “Sesungguhnya srigala hanya memakan domba yang tercecer dari kelompoknya”. Artinya ketika kita dalam satu jama’ah musuh akan kesulitan bahkan tidak berani untuk menggangu kita. Namun ketika kita jauh atau keluar dari jama’ah maka mereka akan sangat berani mengganggu dan menyakiti kita.
Terciptanya Kontrol Sosial
Kemudian keberkahan berjama’ah lainnya yaitu akan terciptanya kontrol sosial. Sebagaimana hadis Nabi “Sesungguhnya umatku tidak mungkin bersepakat dalam kesesatan” HR. Ibnu Majah. Lebih dari itu bila kita berjama’ah maka sudah pasti diantara kita akan saling mengingatkan dalam kebaikan”Watawa shoubil haq, watawa shoubis shobri” antara satu dengan lainya. Kontrol sosial ini menjadi penting karena sebagaimana kita ketahui bahwa keimanan seseorang itu kadang bertambah dan dilain waktu bisa turun. Sehingga perlu kiranya kita membangun kontrol sosial kebaikan dengan hidup berjama’ah. Agar ketika keimana kita berada dalam kondisi melemah atau terpuruk, masih ada orang orang di sekitar kita yang akan mengingatkan dan menguatkan keimanan kita.
Sebuah keberkahan hidup berjama’ah lainnya bisa kita temukan lewat pelaksanaan sholat berjama’ah. Dimana jika kita mengerjakan sholat dengan berjama’ah maka pahalanya akan dilipat gandakan. Sangat berbeda jauh ketika sholat tersebut kita laksanakan sendirian. Sebagaimana Hadis Rasulullah SAW “Sholat jamaah lebih baik 27 derajat dibanding sholat sendiri” (HR. Bukhari Muslim).
Dalam kontek umum, kita bisa melihat dan mengetahui kecenderungan serta kwalitas seseorang dari kehidupan “berjama’ah”nya. Maksudnya, kita bisa menyimpulkan kwalitas seseorang dengan melihat lingkungan pergaulannya. Karena biasanya seseorang akan bergaul dengan orang yang punya kecenderungan yang sama. Baik itu minat, bakat, hobi, karakter dan semisalnya. Sehingga untuk melihat kwalitas seseorang kita bisa melihat bagaimana kwalitas teman temannya. Walaupun itu tidak seratus persen benar, setidaknya realita tersebut yang sering kita dapati dikehidupan masyarakat.
Lebih jauh, seseorang pasti akan terpengaruh oleh lingkunagan pergaulannya. Misalnya jika seseorang bergaul dengan tukang sate maka pasti dia akan mendapatkan efek dari bau satenya. Begitu juga jika dia bergaul dengan penjual parfum maka kemungkinan besar dia juga akan “kecipratan” aroma parfum yang dijual oleh teman sepergaulannya tersebut. Akhirnya, semoga kita diberi kekuatan dan kemudahan untuk hidup dalam bingkai jama’ah. Sehingga kebaikan dan keberkahan senantiasa menyertai dalam setiap langkah kaki kita. Aamiin.
Oleh : Alim Puspianto, M.Kom.I – Dosen STAIL Luqman Al Hakim Surabaya dan Ketua Sakoda Hidayatullah Jawa Timur