Kenapa Dai Harus Kuat

by admin

Oleh : Alim Puspianto, M. Kom*

Tantangan dunia dakwah saat ini sungguh luar biasa hebatnya. Baik tantangan yang sifatnya internal seperti banyaknya perselisihan yang terjadi anatara umat Islam, maupun tantangan eksternal dari kalangan non muslim yang terang terangan menghambat laju pergerakan dakwah Islam. Belum lagi ditambah dengan aliran aliran “aneh” yang bermunculan bak jamur dimusim hujan. Bahkan saat ini tantangan itu semakin terang dan nyata, dimana banyak juru dakwah atau da’i yang diintimidasi dan ditakut takuti, dibubarkan pengajiannya, sampai pada diancam keselamatan hidupnya. Tentu saja kondisi demikian menuntut para dai untuk senantiasa mempersiapkan diri baik secara keilmuan lebih lebih kesiapan diaspek penempaan kekuatan fisiknya.

Sedikit berkaca kepada kondisi jasadiyah seorang suri tauladan terbaik yaitu Rasulullah Muhammad SAW. Ternyata beliau juga sangat memperhatikan bahkan senantiasa melatih kekuatan dan stamina fisiknya. Menjadi sebuah keniscayaan bagi ummat Islam untuk taat dan mengikuti apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Di banyak referensi kita dapatkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang bentuk dan kekuatan jasadiyahnya luar biasa. Sebagaimana diceritakan pada suatu hari Rasulullah perah peradu gulat dengan pegulat terkenal yang bernama Rukanah bin Abdu Yazid. Sampai akhirnya Beliau mampu mengalahkannya hingga akhirnya Rukanah masuk Islam.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Al-Hasan dari Hindi, dia berkata, “Rasulullah itu berdada lebar. Antara perut dan dada berukuran sama atau rata“. (HR Ath-Thabarani dan Az-Zabidi). Selain itu, bukti lain yang menjelaskan kalau Rasulullah punya tubuh kuat dan dan bisa dibilang atletis ialah hadis dari Ummu Hani, dia menuturkan, “Saya tidak melihat bentuk perut Rasulullah kecuali saya ingat lipatan kertas-kertas yang digulung antara satu dengan yang lainnya“. (HR. Ath-Thabarani). Sejarah juga mencatat bahwa dibeberapa peperangan yang terjadi di awal perkembangan Islam, Rasulullah SAW turun langsung menjadi panglimanya. Hal ini menunjukan bahwa selain ahli dalam strategi perang, kekuatan dan stamina fisik Beliau juga sangat terjaga. Perhatian Rasulullah SAW terhadap aspek kekuatan jasadiyah ini juga termaktub dalam hadisnya, Beliau bersabda: “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah”.(HR.Muslim)

Dari uraian tersebut kita bisa mendapatkan satu pelajaran yang jarang dibahas yaitu tentang  bagaimana kondisi kesehatan dan stamina fisik Rasulullah SAW.

Urgensi Kekuatan Jasadiyah

Persiapan dalam mensukseskan gerakan dakwah tidak melulu dalam aspek keilmuan dan kepiawaian dalam beretorika semata. Akan tetapi kekuatan fisik dari para pelaku dakwah juga perlu mendapat porsi perhatian lebih. Karena dengan kondisi fisik yang kuat, menjadikan pengaruh dakwah Islam akan lebih maksimal. Kondisi kuat secara fisik yang dimaksud adalah tidak hanya “sehat” saja akan tetapi juga mempunyai stamina dan kebugaran yang kuat dan terjaga. Karena kesehatan badan biasanya identik dengan tidak adanya penyakit. Tetapi kebugaran dan stamina lebih kepada kekuatan dan daya tahan tubuh yang selalu prima. Oleh sebab itu para da’i perlu latihan jasadiyah secara teratur agar performance tubuhnya tetap terjaga, tentunya dalam rangka mengemban amanah dakwah Islam yang ada di pundaknya.

Allah SWT juga secara jelas menyampaikan pentingnya menempa kekuatan jasadiyah melalui firmanNya:

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).”  Al anfal 60

Ayat diatas menunjukan bahwa didalam menghadapi tantangan dakwah kita diwajibkan untuk mempersiapkan diri khususnya persiapan diaspek kekuatan fisik.  Apalagi tantangan dakwah yang sekarang kita hadapi sangat komplek. Tidak hanya pada tataran pemikiran saja tetapi sudah merambah ke “sentuhan fisik”. Bagaimana musuh musuh Allah SWT akan bergetar dan menghormati kita jika kekuatan fisik kita lemah. Alih alih berdakwah yang ada malah kita dipermainkan dan dijadikan bahan tertawaan. Sisi lain yang bisa kita jadikan sebagai penguat bahwa ternyata kekuatan fisik ini juga menempati prioritas pertema dalam melakukan kegiatan dakwah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

Siapa diantara kalian yang melihat kemungkaran maka hendaklah merubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu dengan lisannya dan jika tidak mampu dengan hatinya. Dan yang demikian itu selemah lemah iman”. (HR. Muslim)

Berdasarkan hadis diatas sekiranya patut menjadi bahan renungan, bagaimana mungkin seorang dai bisa berdakwah merubah kemungkaran dengan cara yang pertama jika kekuatan fisiknya lemah. Jangankan merubah kemungkaran, bisa jadi kita sendiri malah yang akan terdzolimi. Walaupun yang dimaksud “tangan” di hadis tersebut ada yang menafsirkannya sebagai kekuatan pengaruh atau kedudukan. (perlu ditulis tidak)

Bisa dibayangkan seandainya para dai mempunyai kekuatan dan stamina seperti yang dimiliki oleh Rasulullah SAW. Menjadi suatu keoptimisan bahwa laju pergerakan dakwah akan semakin cepat dan orang orang yang selama ini cenderung menentang akan berpikir ulang untuk menjegal dakwah Islam ini.

Semoga para dai bisa lebih care lagi terhadap pentingnya kekuatan jasadiyah dalam mendukung kesuksesan gerakan dakwah Islam.

* Penulis adalah Komandan Pandu Wilayah Jawa Timur

Related Articles

Leave a Comment