Menyeru kepada Jalan Allah Ala Anggota Pandu Hidayatullah Surabaya

by admin

Sejarah telah mencatat bahwa Islam yang awalnya hanya di Jazirah Arab sekarang sudah tersebar ke seluruh penjuru dunia. Kesuksesan tersebut tidak lepas dari dakwah yang dilakukan oleh umat Islam. Gerakan dakwah ini terilhami oleh Firman Allah SWT yang mewajibkan seluruh umat Islam untuk melaksanakan dakwah. Serta sabda Rasulullah SAW yang menyeru untuk berdakwah walaupun hanya dengan satu ayat. Beliau bersabda “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat”.

Semangat dakwah ini pula yang sampai saat ini senantiasa ditanamkan oleh Gerakan Pandu Hidayatullah atau yang sering disebut dengan GPH. Bahkan berdakwah di jalan Allah SWT ini termaktub dalam profil output Gerakan Pandu Hidayatullah yaitu Da’in ilallah. Perlu kita ketahui bahwa GPH adalah suatu aktifitas pengkaderan santri Hidayatullah yang bertujuan mendidik anggotanya supaya siap menjadi generasi pelanjut estafeta perjuangan Islam. Laa ‘izzata illa bil Islam (tiada kemuliaan kecuali dengan Islam) menjadi motto GPH  yang senantiasa digelorakan kepada seluruh anggotanya mulai jenjang SD sampai SMA.

Ada yang menarik dari GPH ini, khususnya pada saat pandemi corona seperti sekarang ini. Dimana dengan semakin menyebarnya covid 19 menjadikan sekolah meliburkan seluruh aktivitas KBMnya. Kegiatan belajar diganti dengan sistem pembelajaran daring atau online di rumah. Tidak terkecualikan kegiatan GPH di sekolah juga ikut diliburkan. Walaupun home learning via online penuh dengan keterbatasan tapi alhamdulillah program GPH masih bisa berjalan dan terkontrol dengan baik.

Khususnya GPH yang ada di SMA Luqman Al Hakim Surabaya. Para penanggung jawab GPH SMA luqman Al Hakim Surabaya senantiasa mengontrol program kepanduan selama santri melaksanakan program Pembelajaran Jarak Jauh (PPJ). Salah satu keseriusan tersebut terlihat dari diterbitkannya lembar penilaian sekaligus kontrol kegiatan santri.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Ust Taufiq Khusnul Hajar selaku WAKA Kepanduan di SMA Luqman Al Hakim Surabaya. ”Ya, walaupun sekarang santri sedang belajar di rumah tapi program program kepanduan tetap kami jalankan. Bahkan secara khusus kami menerbitkan lembar penilaian kegiatan selama santri beraktifitas di rumah”. tegasnya.

Walaupun pengontrolan hanya melalui telepon, sejauh ini program kepanduan selama pandemi corona terpantau terlaksana dengan baik. Ada banyak aspek yang menjadi point penilaian dalam program kepanduan ini. Akan tetapi pada tulisan ini hanya dicantumkan 2 point saja yaitu Mujiddun fil Ibadah (Semangat beribadah) dan Da’in ilallah (Berdakwah di jalan Allah). Karena 2 point inilah yang akan berperan dan dirasakan oleh keluarga ketika santri berada di rumah. 2 point ini juga bisa menjadi catatan penting terkait tingkat keberhasilan pendidikan yang telah didapatkan santri selama di pondok pesantren.

Potret Kader Pandu

Adalah Muh Danish Al Farisi yang bisa kita jadikan salah satu contoh kesuksesan program kepanduan di SMA Luqman Al Hakim Surabaya. Meski berat menjalani home learning, santri kelas X IPA ini mengaku tersemangati dengan adanya kontrol dari program kepanduan ini. Bahkan ia merasa terbantu karena dengan adanya program kepanduan ini dirinya bisa mengatur kegiatan dan ibadah selama di rumah.

Menurut pengakuan Lutviana (Ibunda Danish), selama menjalani program home learning, anak pertama dari dua bersaudara ini terlihat semangat dalam beribadah. Sholat tepat waktu selalu dilaksanakannya, bahkan sholat dhuha senantiasa menjadi menu paginya.  Membaca Al Qur’an menjadi habbit yang tidak pernah teralphakan. Bahkan di Ramadhan tahun ini Danish mentargetkan 3 kali khatam.

Pemuda belia asal pulau Kalimantan ini juga sangat ringan tangan untuk membantu pekerjaan orang tuanya. Sampai sampai pekerjaan membantu orang tuanya ini terjadwal secara khusus bersama adiknya. Seperti mengepel lantai, mencuci piring, menyapu halaman, membersihkan kamar tidur, menata ruang tamu, dan pekerjaan ringan lainnya.

Satu hal yang membuat Lutviana benar benar bangga kepada Danish adalah di point Da’in ilallah atau berdakwah kepada Allah. Karena Danish sangat semangat dalam menjalankan ibadah maka secara otomatis seluruh anggota keluarganya juga termotivasi dan mengikutinya. Misalnya keistiqomahannya membaca Al Qur’an membuat sang adik juga mengikutinya. Kebiasannya sholat tepat waktu juga benar benar terjaga. Ada satu cerita menarik, ketika orang tua sedang berada di luar rumah dan bermaksud menanyakan sekaligus mengingatkan untuk sholat dzuhur diawal waktu. Namun jawaban yang diterima sungguh mengejutkan, adiknya mengaku telah melaksanakan sholat diawal waktu bersama kakaknya.

Santri yang sudah hafal 18 juz ini juga sering didaulat menjadi imam sholat tarawih di keluarganya. Satu pengalaman yang sangat menyentuh hati orang tuanya adalah ketika Danish mengimami sholat tarawih dengan membaca surat Ar Rahman. Lutviana sangat terenyuh dan bangga mendengar kemerduan serta penghayatan bacaan anak pertamanya tersebut. Sampai tak terasa air mata menetes membasahi pipinya. ”ya pak Ustad, pas membaca surat Ar Rohman, mama sangat trenyuh sampai nangis gitu”. Ungkapnya penuh keharuan.

Selain itu, selama home learning Danish juga aktif berdakwah lewat ceramah. Ada dua ceramah yang dilakukannya, pertama ceramah kultum sehabis sholat tarawih. Kultum ini merupakan program yang dibuat oleh keluarganya. Pematerinyapun dijadwal bergantian, tetapi yang lebih sering tampil menjadi pemateri adalah Danish. Sebagaimana penuturan Lutviana, ”Iya Ust, kami jadwal bergantian pemateri kultumnya, tapi yang lebih sering ngisi ya Danish”.  imbuhnya.

Ceramah yang kedua adalah ceramah via media youtube. Ceramah via medsos ini merupakan tugas dari sekolah yang diwajibkan selama PJJ berlangsung. Salah satu hasil ceramahnya bisa kita saksikan di Channel Youtube berikut.

Lutviana juga merasa bangga dengan pencapaian yang ada pada anaknya. Khususnya diaspek Ibadah dan semangat berdakwahnya. Istri dari Daru Kusumo ini sangat berterimakasih kepada seluruh guru dan para Ustad di Pondok Pesantren Hidayatullah Surabaya yang selama ini membimbing putranya. “Tentu sebagai orang tua kami sangat bahagia dan bangga melihatnya. Alhamdulillah, terimakasih kepada seluruh Ustad yang telah membimbing Kak Danish”. Tambahnya.

Itulah dua point mujiddun fil ibadah dan da’in ilallah yang dilakukan oleh anggota Pandu Hidayatullah SMA Luqman Al Hakim Surabaya selama menjalani program home learning. Kita doakan semoga kelak kader Pandu Hidayatullah bisa menjadi kader yang dai, dai yang leader dan leader yang profesional serta amanah. Aamiin.*Sang Pejuang

NB: Redaksi sebagaimana penuturan dari Ibu Lutviana yang disertai dokumentasi (video dan foto) dengan sedikit penyesuaian.

Related Articles

Leave a Comment