Leadership Vs Followership

by admin

Kalau kita cermati secara lebih dalam, keberadaan sebuah oragnisasi tidak lepas dari leadership dan followership. Kerena sejatinya dua aspek tersebut laksana dua sisi mata uang yang antara satu dan lainya tidak dapat dipisahkan. Jika tanpa follower maka seorang leader tidak akan punya arti, karena tidak ada yang dipimpin.

Follower vs leader

Follower vs leader

Definisi follower

Namun realitanya kita akan  sedikit merasa janggal ketika mendengar kata followership. Berbeda dengan kata leadership yang memang sering menjadi topik utama di berbagai kesempatan. Kita juga sangat kesulitan untuk mencari referensi terkait followership. Jika ada pun terkadang hanya sebagai bagian pelengkap untuk mempelajari leadership. Hal ini secara alamiah dapatlah dimaklumi, mengingat pada umumnya manusia lebih suka menjadi pemimpin yang bisa mengatur dari pada mendengarkan dan mengikuti.

Walaupun followership selalu berada dalam bayang–bayang leadership, akan tetapi tidak ada leadership tanpa followership. Gambaran mudahnya yaitu tidak ada seorang leader yang sukses tanpa memiliki follower yang kuat dan loyal. Karena dengan follower yang kuat dan loyal akan mempercepat tercapainya sebuah cita cita lembaga atau organisasi.

Ada sebuah cerita ketika Ali bin Abi Tholib menjabat sebagai khalifah. Beliau diprotes oleh rakyatnya. Dengan nada keras seseorang berkata kepada Ali “Pada zaman Umar bin Khattab sedikit sekali aksi kejahatan dan pencurian. Pada zaman anda kok mulai banyak?” seketika itu Ali menjawab “Sebab Pada zaman Umar rakyat yang dipimpinnya itu seperti aku. Tetapi sekarang aku harus memimpin rakyat yang seperti anda”.

Dalam kisah lain seorang khalifah dari Bani Umayyah mendengar perkataan buruk rakyat tentang pemerintahannya. Oleh karena itu khalifah mengumpulkan para tokoh rakyatnya. Dalam pertemuan tersebut khalifah berkata “Wahai rakyatku sekalian, apakah kalian ingin aku menjadi khalifah seperti Abu Bakar dan Umar?” merekapun menjawab “Ya”.

Kemudian sang khalifah berkata lagi “Jika demikian halnya jadilah kalian seperti rakyat Abu Bakar dan Umar. Karena Allah SWT yang maha bijaksana akan memberikan pemimpin pada suatu kaum sesuai dengan amal amal yang dikerjakannya. Jika amal mereka buruk, pemimpinnyapun akan buruk dan jika amal mereka baik, pemimpinnyapun akan baik.”

Arti penting follower

Dari cerita tersebut setidaknya kita bisa mengambil kesimpulan bahwa ternyata pemimpin itu juga sangat tergantung dari seperti apa kualitas follower atau rakyat yang dipimpinnya. Lebih jauh seorang pemimpin yang baik hanyalah untuk rakyat yang baik. Begitu juga sebaliknya seorang pemimpin yang buruk hanyalah untuk rakyat yang buruk.

Sebagaimana FirmanNya “Dan begitulah kami jadikan pemimpin sebagian orang orang yang dzalim bagi sebagian lagi, disebabkan apa apa yang mereka usahakan”. QS Al An’am: 129

Follower vs leader

Follower vs leader

Namun disisi lain, walaupun seorang leader merupakan orang pertama yang bertanggung jawab terhadap sukses atau tidaknya sebuah organisasi, keberadaan follower juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Ingat, kegagalan atau kesuksesan organisasi tidak melulu disebabkan karena adanya seorang leader. Akan tetapi faktor follower yang ada di organisasi tersebut juga sangat berpengaruh. Dengan demikian harusnya antara leader dan follower ada hubungan yang kuat dan harmonis.

Baca juga : Memimpin Dengan Cinta

Apalagi kalau kita renungkan lebih dalam, sebetulnya hampir semua dari kita berada pada posisi followership dalam pengertian yang sempit maupun luas. Sempit disini artinya ada atasan / leader secara langsung dimana kita dibawah kepemimpinannya (seperti di organisasi atau perusahaan). Secara luas, contohnya kita adalah warga negara Indonesia, yang merupakan follower dari presiden yang menjabat sebagai kepala pemerintahan

Umumnya sekalipun seseorang menjadi leader, di saat yang bersamaan sejatinya dia adalah follower. Misalnya seorang manager yang mempunyai bawahan, disaat yang sama dia juga merupakan bawahan dari direktur. Begitu juga seorang direktur disaat ia menjabat sebagai seorang pemimpin bersamaan itu pula ia merupakan bawahan dari komisaris perusahaan atau CEO. Dalam ranah yang lebih luas lagi seorang CEO juga harus mematuhi hukum, artinya  ia juga merupakan follower dari sebuah tatanan kenegaraan. Dengan demikian secara umum, seseorang banyak berada di posisi follower dibandingkan dengan posisi leader.

Perlu diketahui juga bahwa seorang follower lambat laun juga akan menjadi seorang leader. Dengan catatan ia mau berproses dan belajar tentang seni kepemimpinan. Tidak salah jika ada yang mengatakan bahwa pemimpin yang hebat dimulai dari menjadi follower yang baik dan hebat pula. Bahasa sederhananya adalah untuk menjadi pemimpin yang hebat seseorang harusnya melewati tahap menjadi follower yang hebat pula. Sehingga bagi siapapun yang punya cita cita menjadi leader maka belajarlah dengan sungguh sungguh ketika masih jadi follower.

Menjadi follower berkualitas

Pertayaanya adalah seperti apa pengikut yang baik itu? Pengikut yang baik adalah mereka yang selalu aktif dan bisa menghasilkan ide dan gagasan kreatif. Disamping itu mereka juga harus kritis dan punya pendirian. Mereka sanggup dengan tegas mengatakan ‘tidak’ jika memang diperlukan. Mereka tidak semata bekerja seperti robot dan melakukan apapun yang diperintahkan oleh pemimpinnya.

Jika ada follower yang selalu mengatkan ‘yes’ dalam setiap instruksi maka bisa dipastikan bahwa  follower tersebut adalah tipe pengikut yang buruk. Dengan model pengikut yang seperti itu, maka seorang pemimpin tidak akan bisa mengetahui kondisi yang sesungguhnya terjadi. Sehingga kebijakan yang nantinya diambil akan tidak tepat guna dan kurang solutif.

Dari pemaparan diatas setidaknya kita bisa mengambil pelajaran bahwa keberadaan follower tidak kalah pentingnya dengan seorang leader. Bahkan seorang follower yang hebat itu merupakan salah satu pondasi dasar untuk menjadi leader yang hebat dikemudian hari. Kita juga bisa menyimpulkan bahwa ketidaksuskesan sebuah lembaga jangan dilihat dari aspek kepemimpinannya semata. Karena selain kepemimpinan disitu juga ada anggota yang menjadi followernya.

Oleh: Alim Puspianto, M.Kom.I – Komandan Sako Hidayatullah Jawa Timur & Dosen Dakwah STAI Luqman Al Hakim Surabaya

Related Articles

Leave a Comment