Konsep Kepemimpinan dalam Islam (Islamic Leadership)

by admin
Islamic Leadeship

Islamic Leadeship

Oleh: Alim Puspianto, M.Kom*

Manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Mereka pasti akan saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Dalam Islam, status manusia dipandang sebagai mahluk sosial termaktub dalam surat Al Hujurat ayat 13 yang berbunyi, “Hai  manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling kenal mengenal”. Dalam ayat ini dengan jelas kita diperintahkan untuk saling mengenal, artinya secara tidak langsung Islam menegaskan bahwa manusia adalah mahluk sosial yang mutlak membutuhkan manusia lainnya.

Mengingat setiap orang mempunyai cara pandang dan kepentingan yang berbeda beda maka sudah pasti diperlukan hukum untuk mengaturnya. Sedangkan hukum tidak akan bisa ditegakkan tanpa ada sistem kepemimpinan yang menopangnya. Itulah sebabnya hadirnya kepemimpinan dalam kehidupan manusia adalah sebuah keniscayaan.

Lebih dari itu, persoalan kepemimpinan dalam Islam tidak hanya dipandang sebagai pemenuhan kebutuhan antar manusia (hablum minannas) saja. Akan tetapi ritual ibadah sebagai wujud dari ketaatan kepada Allah SWT (hablum ninallah) juga tidak akan sempurna tanpa adanya kepemimpinan.

Selain itu Islam memandang keberadaan manusia dimuka bumi ini tidak lain sebagai seorang khalifah atau pemimpin. Sebagaimana firmanNya dalam surat Al Baqarah: 30. “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) dimuka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau ? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Arti Sebuah Kepemimpinan

Sebagai agama yang rahmatan lil alamin, Islam sangat menaruh perhatian dalam aspek kepemimpinan. Karena bagaimana mungkin Islam mampu memberikan kedamaian, ketenangan dan ketentraman kepada seluruh alam tanpa adanya konsep kepemimpinan di dalamnya. Bahkan secara khusus Islam memposisikan setiap manusia adalah sebagai seorang pemimpin. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya”.

Dari hadist tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa hakikat dari kepemimpinan adalah sebuah tanggung jawab. Dalam kepemimpinan tersimpan amanah yang tidak boleh diabaikan. Seorang yang diberi amanah sebagai pemimpin harus menjalankan kepemimpinannya dengan penuh tanggung jawab. Betapa berat tanggung jawab seorang pemimpin sampai sampai para sahabat dan generasi setelahnya sangat takut dan cenderung menghindarinya. Bahkan Umar bin Khattab pernah berujar “Seandainya ada keledai terperosok di kota baghdad niscaya Umar akan dimintai pertanggungjawabannya kelak, seraya ditanya, mengapa tidak kau ratakan jalan untuknya?”.

Salah satu wujud tanggung jawab dari seorang pemimpin adalah dengan melayani orang orang yang dipimpinnya. Dalam kajian kepemimpinan sikap melayani ini biasa disebut dengan Servant Leadership. Para servant leader akan senantiasa melayani dengan totalitas dan sepenuh hati. Pemimpin tipe ini mempunyai kecenderungan lebih mengutamakan kepentingan anggotanya di atas kepentingan pribadinya. Mereka tidak akan mengemis pujian atau haus akan penghormata. Servant atau melayani menjadi orientasi pokok dalam kepemimpinannya, terutama untuk orang orang yang sangat membutuhkan.

Sebuah kisah penuh hikmah dari Khalifah Umar Bin Khattab bisa kita jadikan tauladan. Diceritakan bahwa beliau sangat totalitas dalam melayani rakyatnya. sampai sampai Umar rela sidak tengah malam dalam rangka memastikan seluruh rakyatnya dalam keadaan aman dan tercukupi kebutuhannya. Di tengah sidaknya, beliau menjumpai keluarga seorang janda yang kelaparan. Karena tidak ada bahan makanan yang mau dimasak, janda tersebut sampai tega menipu anaknya. Yaitu dengan memasak batu agar anaknya terhibur dan lupa dengan rasa laparnya. Mengetahui hal itu, seketika itu juga Umar mengambil gandum dan memanggulnya sendiri untuk diberikan kepada keluarga janda tersebut. Sungguh sebuah kisah yang sarat akan nilai nilai kepemimpinan khususnya servant leadership.

Urgensi Kepemimpinan dalam Islam

Bagaimana urgensi kepemimpinan dalam Islam? Untuk menjawab pertanyaan tersebut setidaknya kita bisa melihatnya dalam QS. Ali Imran. Tepatnya pada ayat 103, Allah Berfirman  “Dan berpegang teguhlah kalian semuanya kepada tali Allah dan janganlah kalian bercerai berai”. Dari ayat tersebut ada kalimat “janganlah kalian bercerai berai”, artinya kita disuruh untuk bersatu atau berjama’ah. Sedangkan syarat untuk bersatu atau berjama’ah adalah adanya sistem kepemimpinan.

Terkait pentingnya kepemimpinan ini, Nabi Muhammad SAW menguatkan dalam hadisnya yang berbunyi “Jika tiga orang keluar untuk berpergian, maka hendaklah mereka mengangkat salah satu diantara mereka sebagai ketua rombongan”. Dari hadis tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Islam sangat serius dalam memperhatikan aspek kepemimpinan. Tidak hanya dalam ranah formal yang besar, bahkan “sekedar” berpergian saja Islam menganjurkan umatnya untuk memilih seorang pemimpin. Sungguh ini menunjukan betapa pentingnya kepemimpinan dalam Islam.

Setali tiga uang, Umar Bin Khattab pernah berkata “Tidak ada Islam tanpa jama’ah, tiada jama’ah tanpa kepemimpinan, dan tiada kepemimpinan tanpa taat”. Perkataan Umar ini semakin menguatkan begitu besar dan pentingnya peran kepemimpinan dalam Islam. Bahkan disitu dikatakan secara berurutan, seolah satu bagian menjadi sebuah konsekwensi bagi bagian lainnya. Dari hadis tersebut kita bisa menyimpulkan bahwa Islam tidak akan tegak secara sempurna tanpa adanya sebuah kepemimpinan yang menopangnya. Sehingga bila ada umat Islam yang tidak mau menegakkan sistem kepemimpinan Islam maka perlu dipertanyakan keislamannya.

*Penulis adalah Komandan Sako Pandu Hidayatullah Wilayah Jawa Timur

Related Articles

Leave a Comment