E-Leadership

by admin

Era globalisasi menyajikan sebuah perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi yang begitu hebatnya. Digitalisasi menjadi satu realita yang tidak bisa terhindarkan lagi. Pergeraknnya  begitu cepat menyusup keseluruh sendi kehidupan masyarakat dunia. Kehadirannya seakan mampu merubah kearifan lokal menjadi kearifan global. Dunia tak ubahnya sebuah desa kecil (global village), dimana peristiwa yang terjadi di belahan dunia akan dengan mudah dan cepat diketahui oleh masyarakat di belahan lainnya. Tembok penghalang yang selama ini tertanam kuat hancur berantakan dibuatnya.

e-leadership

e-leadership

Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan teknologi digital telah banyak merubah tatanan kehidupan anak manusia. Terlebih dimasa pandemi seperti sekarang ini, dimana masyarakat dianjurkan untuk menjaga jarak (sosial distance) agar meminimalisir penyebaran virus covid 19. Sehingga hampir sebagian besar interaksi manusia dilakukan melalui jaringan internet. Mulai dari dunia pendidikan dengan program pembelajaran onlinenya, dunia kerja dengan program WFH (work from home) nya dan lain sebagainya. Kita bisa mengatakan bahwa seseuatu yang dulunya hanya sebagai penunjang dan pelengkap sekarang menjelma menjadi kebutuhan utama.

Tidak terkecuali dalam dunia leadership, kita dikenalkan dengan bentuk kepemimpinan baru yang disebut E-leadership. Bentuk kepemimpinan ini merupakan penyesuaian dunia leadership dengan perkembangan zaman yang serba digital dan canggih. Hal ini membuka mata para pemimpin dunia untuk berkerja dan berpikir lebih keras agar roda kepemimpinannya tetap bisa berjalan dengan baik. Walaupun belum sepenuhnya tetapi mau tidak mau mereka harus mampu menghadirkan E-leadership dalam kepemimpinannya.

Sebetulnya mahluk apa itu E-leadership tersebut ?

Imbuhan “E” ini menjadi sangat familiar diabad ini dan sering di artikan elektronik.  Jelaslah bahwa  huruf “E” menjadi penanda bahwa sesuatu tersebut dilakukan dengan teknologi digital. Seperti yang sudah kita kenal ada e-mail  e-business, e-commerce, e-book, e-seminar, e-government dan lain sebagainya. Nah adapun yang dimaksud E-leadership, kita bisa mengatakannya sebagai kepemimpinan elektronik yang dilakukan lewat jaringan internet. Artinya bahwa E-leadership terjadi dalam konteks e-environment yang menuntut pekerjaan dilakukan melalui teknologi digital.

Untuk konteks sekarang ini E-leadership tidak hanya dipandang sebagai bentuk inovasi atau pelengekap semata. Akan tetapi E-leadership sudah bertransformasi menjadi sebuah kebutuhan bagi setiap pemimpin. Kenapa bisa demikian, tidak lain karena itu merupakan tuntutan zaman. Dimana interaksi manusia, khususnya generasi milenial sudah menghendaki semuanya secara cepat bahkan instan. Tentunya hal itu hanya bisa dipenuhi dengan teknologi digital dan serba serbi didalamnya. Bahkan generasi milenial menjadikan dunia maya dengan medsosnya sebagai identitas dan jati dirinya.

Fenomena ini tentu saja membuat para pemimpin sedikit “kelimpungan” khususnya para pemimpin senior yang notabene generasi zaman old. Gaya dan pendekatan kepemimpinan yang selama ini mereka terapkan mau tidak mau harus diganti dengan gaya dan pendekatan baru yang bernama E-leadership. Dimana kepemimpinan yang dilakukan tidak hanya di dunia nyata tetapi juga masuk ke “dunia maya”.

Baca Juga : Memimpin Generasi Milenial

Apalagi kalau kita menilik dunia bisnis yang semakin canggih, E-leadership menjadi sebuah solusi yang solutif. Dengan E-leadership sangat memungkinkan seorang leader dan anggotanya tidak ketemu sama sekali. Komunikasi, koordinasi dan instruksi hanya mengandalkan teknologi digital dengan segenap serba serbinya. Berkembangnya online shop dengan sistem keagenan, distributor, dan reseller menjadi penanda yang jelas tentang seperti apa pengaplikasian E-leadership. Belum lagi semakin maraknya bisnis starup dengan sistem kemitraan atau franchisenya yang semakin tumbuh subur bak jamur di musim hujan.

e-leadership

e-leadership

Kemampuan yang harus dimiliki seorang E-leader

Kehadiran E-leadership atau kepemimpinan virtual menjadi tantangan tersendiri bagi para pemimpin. Karena E-leadership menuntut untuk melakukan segala sesuatunya melalui media digital. Walaupun memang ada kalanya bisa bertemu dan bertatap muka secara langsung, namun itu sangat minim sekali. Sehingga untuk bisa menjalankan roda kepemimpinnan dengan pendekatan E-leadership maka selain harus menguasai dunia digital, seorang E-leader harus memiliki beberapa kemampuan diantaranya.

Pertama Pemimpin virtual harus memiliki keterampilan dalam aspek komunikasi media digital. Baik lewat aplikasi Email, whatsapp (WA) dan Line, Facebook, Twitter, Instagram dan lain sebagainya. Intinya adalah seorang E-leader harus “melek” media dan jangan gaptek “gagap teknologi”. Seorang virtual leader juga harus bisa mengemas komunikasi dan mampu menyakinkan (memprospek) anggota serta orang orang yang bersentuhan dengan organisasinya. Hal ini menjadi sangat penting karena itu merupakan bagian kunci sukses E-leadership. Sebagai penguat, kita bisa melihat banyaknya transaksi yang bisa deal hanya dengan mengandalkan komunikasi digital. Misalnya online shop, lembaga filantropi dan lain sebagainya.

Kedua Pemimpin virtual perlu memiliki sensitivitas terhadap seluruh anak buahnya. Maksudnya dengan mengandalkan gaya kepemimpinan virtual seorang E-leader harus memahami pola pikir dan nilai nilai yang dimiliki oleh para anggotanya. Sehingga nantinya mempermudah dalam menyamakan langkah kedepan. Tentunya hal itu bisa diperoleh dengan terlebih dulu mengetahui seperti apa latar belakang anak buahnya tersebut. Sebutulnya hal ini wajar dan relatif mudah jika dilakukan secara offline. Namun akan menjadi sedikit sulit jika semuanya dilakukan lewat media digital.

Ketiga, seorang E-leader harus memiliki pola pikir global. Kenapa demikian, tidak lain karena kecanggihan teknologi yang sudah merubah segalanya. Ingat, anggeota dari kepemimpinan virtual bisa berasal dari berbagai penjeuru dunia. Selain itu di era digital seperti sekarang ini semua orang bisa mengakses perkembangan apapun diseluruh dunia hanya dengan pencat pencet kotak ajaibnya. Para pemimpin virtual harus sadar bahwa tantangan dan peluang yang ada di depan mata bersifat global. Sehingga merekapun harus mensikapinya dengan berpikir dan berwawasan global pula.

Jika E-leadership tidak berwawasan global maka bisa jadi akan mudah dikalahkan oleh pesaingnya. Bisa juga peluang yang ada akan berlalu begitu saja. Bisa terjadi juga seorang E-leadership akan dikalahkan oleh anak buahnya. Karena mereka juga selalu update perkembangan dunia setiap saat Tantangan zaman ini tidak bersifat lokal tetapi global.

Keempat, seorang pemimpin virtual harus menguasai kemampuan manajerial dan administrasi. Tentunya manajerial dan sistem administrasi yang dimaksud adalah berbasis virtual atau online. Kemampuan ini akan sangat membantu seorang E-leader dalam menjalankan roda kepemipinannya. Kelihatannya simpel, kan nanti bisa dikerjakan oleh stafnya. Untuk teknisnya memnag iya akan tetapi secara konsep seorang E-leader harus benar benar menguasainya agar bisa memetakan organisasi secara komprehensif.

Kelima, pemimpin virtual harus fleksibel. Maksudnya adalah didalam menjalankan kepemimpinanya seorang E-leader harus bisa mengatur waktu dengan baik. Walaupun waktu yang dimiliki oleh E-leadership bisa dikatakan tak terbatas. Namun harus tetap melihat kondisi anak buahnya. Jangan sampai dengan kemudahan teknologi membuat waktu yang ada habis dengan hal hal yang kurang produktif.

Oleh : Alim Puspianto, M.Kom – Dosen STAIL Luqman Al Hakim Surabaya dan Komandan Sako Hidayatullah Jawa Timur

Related Articles

Leave a Comment