Membentuk Superteam bukan Superman – Bagian 2 Habis

by admin

Gaya kepemimpinan “one man show” harus diminimalisir sedemikian rupa. Karena pemimpin yang ideal tidak hanya sekedar berbicara tentang “aku” tetapi ia selalu berorientasi pada “kita”. Ia tidak akan menonjolkan dirinya sendiri melainkan  senantiasa mengajak seluruh anggotanya untuk berperan aktif. Ia sadar bahwa yang dibutuhkan untuk mengantarkan organisasinya menuju puncak kesuksesan adalah sebuah superteam bukan superman. Berikut ini adalah tahapan ke-3 da ke-4 dalam membentuk superteam. Tahap pertama dan kedua bisa dibaca pada postingan Membentuk Superteam bukan Superman.

Superteam bukan superman

Superteam bukan superman

Ketiga; Tahap Menguatkan

Setelah team sudah satu irama maka tahap ke tiganya yang harus dilakukan adalah menguatkan. Sebagai penguatnya maka dibuatlah sebuah sistem kerja dan pengorganisasian serta penerapan aturan aturan yang sudah disepakati bersama. Sistem dan pengorganisasian ini menjadi penting dalam rangka memaksimlakan potensi anggota team yang mungkin masih terserak. Dengan pengorganisasian ini pula akan memperkuat kekuatan team. Karena antara satu dan lainnya akan saling melengkapi. Sehebat hebatnya team jika kekuatannya belum tersatukan maka pasti tidak akan melahirkan hasil yang maksimal. Semakna dengan itu kita bisa belajar dari perkataan Ali Bin Abi Tholib “Kebenaran yang tidak terorganisir dengan baik, bisa dikalahkan oleh kebatilan yang lebih terorganisir dengan rapi

Ke-empat; Tahap Mengakselerasikan

Tahap terakhir yaitu mengakslerasikan. Pada tahap akhir ini seorang pemimpin harus memutar otaknya lebih cepat dalam rangka menghasilkan sebuah strategi akslerasi team. Kenapa perlu diakslerasikan? Karena team yang sudah terbentuk, sudah disatukan dan sudah kuat perlu dilejitkan potensinya dengan strategi percepatan. Jangan sampai team yang sudah kuat merasa cukup dan nyaman. Ingat comfort zone adalah zona melenakan yang secara perlahan akan mengantarkan kita kemada kematian.

Jangan sampai team merasa puas dengan pencapaian yang sudah kita raih. Teruslah berkreasi dan berkarya dengan karya terabaik kita. Ubah setiap tantangan menjadi peluang bagi team kita. Jangan lupa selalu dinamis dalam melihat perkembangan disekitar kita. Jangan sampai karena merasa sudah hebat kemudian acuh terhadap realita kemajuan yang ada.

Superteam Not Superman

Superteam Not Superman

Dalam rangka mengakslerasikan team, secara teknis seorang pemimpin perlu memberikan motivasi dan melakukan pendekatan personal kepada teamnya. Selanjutnya akslerasi tersebut bisa dipancing dengan membuat stimulus organisasi atau perusahaan yang menggairahkan dengan tantangan tantangan baru tentunya. Jangan lupa didukung juga dengan sistem perencanaan jenjang karir dan pengembangan diri bagi setiap anggota.

Pada tahap pengakslerasian ini juga harus ditanamkan “rasa memiliki” kepada seluruh anggota team. Hal ini menjadi penting agar tumbuh kesadaran kerja diantara anggota. Dimana mereka akan berkerja secara maksimal tanpa harus mendapat pengawasan khusus. Mereka akan berkerja dengan karya terbaiknya karena rasa memiliki sudah tertanam kuat di hati. Bahkan ketika “rasa memiliki” itu tumbuh dan menguat maka secara otomatis akan tercipta sebuah kontrol sosial diantara anggota team. Yaitu sebuah kondisi saling menasehati antara anggota team dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang produktif.

Itulah  4 tahap yang harus dilakukan oleh seorang leader dalam membuat superteam di organisasi atau lembaga yang dipimpinnya. Yaitu yang pertama adalah menciptakan, kedua menyatukan, dilanjutkan yang ke tiga menguatkan dan terakhir adalah mengakslerasikan. Semoga bermanfaat terkhusus bagi para pemimpin dan calon pemimpin.

Oleh : Alim Puspianto, M.Kom.I- Komandan Wilayah Sakoda Pandu Hidayatullah Jawa Timur

Related Articles

Leave a Comment